[ No Description ]



 



SGD 2.30

Rantau, sparring partner, silaturahmi, adalah tiga tradisi utama yang mewarnai perjalanan kepenyairan Raudal Tanjung Banua. Di sini ia mencoba merumuskan konsepsi personalnya tentang rantau sebagai jarak yang mendekatkan. Sesuatu yang semasa di kampung dianggap biasa, ketika diingat atau dikenang kembali, justru terasa baru. Tanda, lambang, dan nama-nama datang menggoda, membantunya mencipta idiom, metafora, dan gaya pengucapan; membuat perumpamaan, menghidupkan khazanah lama. Tradisi rantau pula yang membawa Raudal ke Bali, bergabung dengan Sanggar Minum Kopi yang sekaligus mempertemukannya dengan penyair ''legendaris'' Umbu Landu Paranggi. Situasi di sanggar tersebut digambarkan Umbu dengan ungkapan inspiratif sekaligus provokatif: saling asah dan asuh, gosok dan esek, duet dan duel! Sebuah situasi yang kemudian diterjemahkan kawan-kawannya sebagai tradisi sparring-partner.Rantau, sparring partner, silaturahmi, adalah tiga tradisi utama yang mewarnai perjalanan kepenyairan Raudal Tanjung Banua. Di sini ia mencoba merumuskan konsepsi personalnya tentang rantau sebagai jarak yang mendekatkan. Sesuatu yang semasa di kampung dianggap biasa, ketika diingat atau dikenang kembali, justru terasa baru. Tanda, lambang, dan nama-nama datang menggoda, membantunya mencipta idiom, metafora, dan gaya pengucapan; membuat perumpamaan, menghidupkan khazanah lama. Tradisi rantau pula yang membawa Raudal ke Bali, bergabung dengan Sanggar Minum Kopi yang sekaligus mempertemukannya dengan penyair ''legendaris'' Umbu Landu Paranggi. Situasi di sanggar tersebut digambarkan Umbu dengan ungkapan inspiratif sekaligus provokatif: saling asah dan asuh, gosok dan esek, duet dan duel! Sebuah situasi yang kemudian diterjemahkan kawan-kawannya sebagai tradisi sparring-partner.
view book