A Walk To Remember (149 bab)
Kesakitan yang dulu masih juga bersisa. Masih tidak dapat dikikis habis dari kisi -kisi kalbunya hingga ia membusuk dan berkulat di situ lalu ditambah pula dengan luka yang baru. Menggigil jiwanya saat dipaksa menghirup secangkir madu terisi sembilu!
Arakian, wajah- wajah takdir pun jatuh meluru di pintu itu hingga ada hati yang sentiasa lelah dalam menahan sabar dari sebuah perasaan yang menanah diantara luka dan duka! Menanar hingga berjejeran air bisanya, menitis membasahi lantai sekeping jiwa. Pedihnya sayang, tidakkah bisa diambil buang?
Dear publishers and self-publisher, kindly be informed that Book Capital & E-Sentral are now using the same publisher panel for your convenience in uploading and updating your eBook content.
If you wish to proceed to log in/ sign up, click Yes. Otherwise, kindly click the X icon to close.